DIJAUHI TEMAN KARENA TAK MEMILIKI BONEKA LABUBU: KISAH SEORANG ANAK SD
Boneka Labubu yang saat ini viral di media sosial telah menjadi sangat populer di kalangan anak-anak masa kini. Sayangnya, tren boneka Labubu ini membawa beberapa dampak negatif bagi mereka. Salah satunya adalah kasus seorang siswa SD yang dijauhi oleh teman-teman se-gengnya hanya karena tidak memiliki boneka Labubu. Boneka ini sebenarnya merupakan karya seni dari seorang seniman asal Hong Kong bernama Kasing Lung, yang kini malah menjadi simbol eksklusivitas di kalangan anak-anak. Popularitasnya menyebar dengan cepat melalui media sosial, dan karena dijual dalam bentuk "blind box", boneka ini semakin menarik minat banyak orang, termasuk anak-anak. Namun demikian, di balik popularitasnya, boneka Labubu ini juga menimbulkan efek negatif, terutama di lingkungan sekolah.
Kasus pengucilan ini menampilkan tren konsumsi barang tertentu, seperti boneka Labubu yang dapat mempengaruhi hubungan sosial di antara anak-anak. Ada beberapa dampak yang muncul dari kasus ini, antara lain:
- Pengucilan sosial : Siswa yang tidak memiliki boneka Labubu sering merasa dijauhi oleh teman-temannya, sehingga hubungan sosial di sekolah terganggu.
- Dampak psikologis : Siswa yang menjadi korban pengucilan dapat mengalami tekanan mental, merasa tidak diterima, dan kehilangan rasa percaya diri, yang berpotensi mempengaruhi kesehatannya dalam jangka panjang.
- Perpecahan di kalangan siswa : Munculnya kelompok eksklusif yang hanya menerima anggota yang memiliki boneka Labubu ini menimbulkan perpecahan di antara siswa dan mendorong perilaku diskriminatif terhadap teman yang tidak memiliki boneka tersebut.
- Lingkungan sekolah yang kurang kondusif : Sekolah menjadi tempat yang tidak lagi nyaman bagi siswa, khususnya bagi mereka yang tidak mengikuti tren, seperti dalam kasus boneka Labubu ini.
Dari yang bisa kita baca dan ketahui dari 4 dampak diatas, untuk mencegah kejadian seperti kasus tersebut ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua, guru, dan pihak sekolah. Sehingga dapat dirumuskan beberapa langkah penyelesaian yaitu:
- Mengajarkan nilai pertemanan yang sehat kepada seluruh warga sekolah.
- Memantau tren viral yang ada di media sosial bagi pelajar.
- Keterlibatan orang tua dan wali kelas sangat penting dalam situasi ini.
Pencegahan penyelesaian masalah sangat penting bagi kasus ini sekaligus untuk menemukan dan bisa dikembangkan menjadi beberapa solusi-solusi lain yang akan membantu penyelesaian kasus eksklusifisme dan diskriminasi tentang boneka Labubu ini.
Komentar
Posting Komentar